Friday 6 March 2015

Book Review: "Tell Me Your Dreams" by Sidney Sheldon

Buku. Mau novel, atau komik, bahkan beberapa literatur kuliah (yup, believe it or not) adalah salah satu hal yang masuk dalam daftar things I can't live without versi saya. 

Awal ketertarikan sama buku bagi saya banyak penyebabnya. Pertama, genetik. Mama saya itu sampai sekarang suka banget baca buku. Bahkan ketujuh seri Harry Potter pun duluan mama yang "namat'-in sebelum saya. Kedua, faktor kebiasaan. Yang membiasakan ngga lain dan ngga bukan ya nyokap. Dari kecil, saya udah dibiasain baca buku cerita yang tergolong pendek, paling sekitar 20 halaman. Mulai saya SMP, nyokap mulai ngasih saya novel-novel kesukannya dan mulai beliin saya novel. Dan Alhamdulillah karena faktor genetik tadi, saya pun tertarik banget. Dan kebiasaan, ketertarikan, addiction saya dalam membaca, terutama novel masih kebawa sampai sekarang. 

Dari sekian banyak genre novel yang saya baca, yang paling saya suka (dan cenderung saya cari) adalah yang bergenre thriller, crime, atau yang ngangkat tema psikologis. Yang suka baca novel pasti udah kebayang deh novel kesukaan saya apa aja. Menurut saya, seru aja kalau karakter di novel itu diceritain sebagai sosok yang psychologically complex karena biasanya jalan ceritanya menegangkan. I love my adrenaline rush......from reading hehehe.

Salah satu all-time favourite saya adalah novel berjudul "Tell Me Your Dreams" karya Sidney Sheldon. Sidney Sheldon adalah pengarang favorit saya karena semua karyanya cenderung bertema psychological thriller.

Harap maklum kalau kondisinya udah agak belel, umurnya udah 10 tahun lebih :)

Novel ini menceritakan tiga wanita cantik: Ashley Patterson, Toni Prescott & Alette Peters yang masing-masing jadi tersangka pembunuhan sadis terhadap pria-pria yang berbeda. Ketiga wanita tersebut punya karakter dan sifat yang saling bertolak belakang satu sama lainnya. Ashley cenderung paranoid dan gampang cemas. Toni adalah tipe wanita yang bold, fearless, liar dan mudah berbuat seenaknya. Sedangkan Alette berjiwa artistik dan pemalu. Uniknya, mereka bekerja di perusahaan yang sama dan mereka cenderung tidak memiliki kecocokan satu sama lain. 

Seiring berjalannya cerita, pembaca diberi gambaran secara mendetail tentang rumitnya proses persidangan kasus-kasus tersebut. Klimaks dari cerita terletak pada bagian saat fakta mengenai tersangka mulai terungkap selama persidangan. Masa lalu tersangka yang kelam, hubungannya dengan kaum pria di masa lalu yang berakhir buruk, trauma akibat abuse yang dialaminya di masa kanak-kanak dan kondisi psikologis yang tidak stabil digambarkan secara jelas namun dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti. Argumen dari psikiater yang menyatakan bahwa tersangka memiliki gangguan psikologis yang umumnya tidak dapat digunakan sebagai argumen pembelaan bagi tersangka pembunuhan juga diceritakan secara mendetail. Psychological disorder adalah main theme dari novel ini. Dalam novel ini, diceritakan pula hubungan yang kompleks antara tersangka dan pengacaranya. Seiring berjalannya cerita, pembaca juga bisa lihat alur proses berpikir tersangka yang sangat dipengaruhi kondisi psikologisnya. Novel ini diceritakan dari 3rd person's point of view.

Bagi penggemar novel yang mengangkat tema psikologis, novel ini HIGHLY RECOMMENDED. Psychological disorder yang jadi tema utama dijelaskan dengan bahasa yang sangat mudah sehingga pembaca yang tidak familiar dengan tema tersebut pun akan mudah memahami isi cerita. Satu lagi yang saya suka dari novel karangan Sidney Sheldon ini. Di bagian akhir novel, ada catatan pengarang yang isinya penjelasan dan fakta singkat plus data statistik mengenai psychological disorder yang diceritakan. Bahwa jenis gangguan psikologis jenis ini masih sulit dijadikan bahan pembelaan bagi tersangka kasus kejahatan, karena kebanyakan pengadilan ngga percaya bahwa seseorang bisa menderita gangguan itu yang membuat perbuatannya ngga bisa dipertanggungjawabkan.

This novel is one unforgettable novel for me. Salah satu yang membuat saya semakin tertarik dengan membaca dan yang membuat saya jadi penggemar genre thriller dan tema psikologis. Bahkan, mungkin novel ini juga yang menginspirasi saya mengambil jurusan Psikologi waktu kuliah. Definitely worth to read

Semoga review perdana saya ini menarik dan bisa membuat temen-temen tertarik untuk beli dan baca novel Tell Me Your Dreams ini. 

Allow me to pose with it! :)
See you soon!

1 comment: